Jumat, 20 Desember 2013

Mengubah File Powerpoint Jadi File Video

Greeting readers,

Kali ini topiknya berubah dulu yah. Soalnya kalau terus-terusan membahas mengenai problem aneh pada komputer ngerinya nanti kita jadi orang aneh juga. Atau jangan-jangan anda semua mengira saya ini freaks juga. Hope not.

Ceritanya berawal dari pesanan dari salah satu perguruan tinggi di kota saya untuk kegiatan pembuatan tv informasi. Nah kebetulan karena salah satu staf disono adalah teman SMA saya jadilah saya yang dihubungi. Memang agak berbau kolusi sedikitlah, tapi Insya Allah tidak merugikan negara...

Konsep awalnya sih sebenarnya ndak terlalu rumit sih. Soalnya permintaannya adalah menampilkan pengumuman-pengumuman yang ditempatkan di situs mereka ke tampilan visual lewat media televisi. Secara teori ini mah ndak susah-susah amat toh. Tinggal koneksikan komputer dengan TV lalu akses halaman situs yang pengen dipamerkan bakalan nampanglah situsnya ke TV.

Apesnya metode model ini agak sulit untuk dijalankan. Ini dikarenakan ada beberapa hambatan baik dari segi hardware (komputernya dari jaman batu semua, tidak memiliki colokan HDMI atau RCA padahal TV nya cuma ada koneksi HDMI dan RCA untuk input), dari sisi software (tampilan situsnya mengenaskan, bukan saya lho yang bikinnya) dan segi SDM nya (pembuat situs agak males-malesan mendukung kegiatan ini). Akibatnya metode ini dapat dijalankan tapi ndak memuaskan.

Akhirnya setelah beberapa lama mencari wangsit (cuma di depan komputer koq, bukan dengan datang ke dukun apalagi ke kuburan keramat) akhirnya dapatlah saya ide baru. Tampilan situs saya copy (udah dapat restu koq dari pemilik situsnya) dan saya pastekan ke program powerpoint. Setelah utak-atik disana-sini jadilah file powerpoint yang akan ditampilkan. Walau belum terlalu memuaskan dikarenakan waktu yang udah mepet tapi masih lumayanlah dibandingkan tampilan asli dari situsnya.

Nah setelah filenya jadi muncul kesulitan baru, gimana cara nampilkannya ke TV? Pertama-tama sih saya pinjemkan notebook saya ke mereka buat nampilkan ke TV via kabel HDMI. Namun mau berapa lama model begini? Masak saya harus meminjamkan notebook saya terus-terusan ke mereka? Singkat cerita saya cari wangsit lagi. Kali ini dengan mengakses internet untuk mencari program yang bisa merubah file powerpoint menjadi file video.

Akhirnya via softpedia.com dapatlah saya program gratisan dengan nama E.M. Powerpoint Video Converter. Emang saya nyarinya yang gratisan sih, maklum kurang modal. Apalagi program ini mendapatkan bintang yang lumayan tinggi dari editor softpedia.com. Setelah saya download dan di instal ke kompie saya langsung aja saya praktek lapangan.

Namun hasilnya mengecewakan. Entah karena ada kekurangan di komputer saya atau memang ada kesalahan program atau bisa juga karena setting programnya yang saya tidak mengerti hasil videonya tidak dapat ditampilkan. Berulang kali saya coba tetap begitu juga hasilnya. Kadang ada tampilan tapi cuma 1 – 2 slide dari sekitar 10 slide yang saya buat.

Oke, cari wangsit lagi. Kali ini tidak lewat internet. Kebetulan di komputer saya telah terinstal program Bolide Slideshow Creator. Tapi program ini hanya mendukung file graphics saja sebagai sumbernya. Itupun hanya dari file dengan format jpg, jpeg, bmp, ico, emf dan wmf. Sedangkan file sumber saya kan dengan format ppt (fromat powerpoint microsoft office). So gimana caranya?

Sempat kepikir juga untuk mengcapture slideshow nya satu persatu dengan tombol printscreen. Tapi jelas cara ini merepotkan, apalagi jika nantinya slidenya udah banyak. Iseng-iseng saya jalankan powerpoint untuk melihat format keluaran yang didukung oleh powerpoint lewat menu save as.  Siapa tau bisa di save ke format pdf. Nanti setelah jadi pdf rencananya diubah lagi ke format graphics dengan cara mengcapturenya per halaman.

Ternyata dalam menu save as ini setelah saya klik other format ada banyak pilihan format file. Selain format standar powerpoint ada juga format html, pdf, dan alhamdulillah banyak juga pilihan format graphics. Ada png, gif, bmp, jpg, wmf, emf, dan tif. Setelah saya pilih save as ke format jpg ternyata hebatnya lagi powerpoint bisa ngesave setiap slide (every slide) ataupun slide yang sedang dibuka /sedang aktif saja (current slide). Akhirnya saya pilih semua slide dan secara otomatis powerpoint membuat folder baru (sesuai dengan nama slide yang kita ketik) dan menyimpan masing-masing slide jadi satu file gambar. Thanks Microsoft, you’re awesome...

Sayangnya terkadang hasil save ke file graphics ini belum terlalu sempurna. Terkadang ada tulisan yang blur, agak kotor atau garis lengkung yang tidak sempurna – bergerigi – maupun tampilan gradasi warna yang terkadang campur aduk. Tapi kalau untuk foto (jika slidenya ditempelin foto) so far hasilnya cukup memuaskan. Tapi kekurangan ini menurut saya masih dalam batas toleransi sih. Lagipula saya udah bersyukur sih bisa di save ke format graphics.

Setelah file jpg nya siap saya balik lagi ke program slideshow creator, bikin project baru (File – New Project atau tekan Ctrl+N) lalu di tab Photos klik ikon folder (add Photos to library) cari folder tempat foto tadi disimpan dan memilih foto hasil save dari powerpoint tadi (tekan ctrl+A jika ingin memilih semua file yang ada di foldernya). Setelah mengatur tata letak masing-masing slide, saya sisipkan lagu sebagai pemanis dengan cara mengklik tab audio files dan mengklik tombol add audio files to library. Untuk lama waktu tampilan bisa anda setting sendiri di fragment duration, demikian pula dengan efek transisi antar slide yang lumayan banyak biar tampilannya lebih yahud lagi bisa anda pilih di tab transitions.

Setelah semua setting selesai saya klik dulu tombol output video resolution. Karena kebetulan TV nya lumayan gede (43” plasma fromat widescreen) maka saya pilih resolusi yang tertinggi 1920x1080 16:9. Oh ya saya juga mengatur tampilan slide agar memenuhi layar dengan cara memilih tampilan strecth (pilihannya pada box gambar muka orang di dekat pilihan fragment duration). Setelah siap semua saya klik aja make video file. Akan muncul windows baru dengan pilihan destination (tempat save file nya), nama file, format file (Cuma ada 3 pilihan, tapi sebaiknya pilih AVI atau WMV karena udah didukung oleh hampir semua TV) dan quality (Best, Good Poor). Setelah beres semua anda tinggal klik tombol go dan tunggu hingga si program selesai bekerja.

Sebagai catatan resolusi video, quality, lama waktu tampilan plus waktu transition effect serta banyaknya jumlah foto dan file lagu akan berpengaruh pada lamanya program bekerja untuk menjadikannya file video dan besarnya file. Pada sistem notebook saya (prosesor core i3 2330M, memory 4 GB dengan OS  windows 7) program slideshow creator memerlukan waktu kurang lebih 4 x dari total tampilan. Maksudnya jika tampilan keseluruhannya berdurasi 1 menit maka program memerlukan waktu 4 menit untuk menjadikannya file video.

Ma’af dalam tulisan ini saya tidak terlalu detail menjelaskan pengoperasian program slideshoq creatornya. Ada baiknya anda praktek sendiri saja, karena detail penampakannya kan sesuai dengan selera dan kebutuhan masing-masing.

Koq kesannya rumit yah? Lama lagi. Kan ada banyak bertebaran program yang secara otomatis merubah file powerpoint jadi file video. Kalau yang gratisan tidak berhasil toh banyak program berbayar tapi bajakan. Atau beli aja program asli, kan lebih praktis. Pada dasarnya sih terserah pada anda untuk memilih apakah mau memakai cara yang saya tuliskan di atas walau terkesan rumit dan muter-muter, atau memilih cara yang gampang tapi bajakan atau beli program aslinya. Hanya saja prinsip saya adalah jika udah ada program legal dan gratisan lagi untuk apa kita make yang bajakan atau mengeluarkan uang (untuk membeli program yang asli).

Terakhir saya mohon ma’af nih sebelonnya jika postingan saya selama ini tidak dihiasi dengan gambar atau ilustrasi ataupun screenshot yang bisa memperjelas apa yang ingin saya sampaikan. Hal ini dikarenakan saya malas untuk menyiapkan gambarnya. Belon lagi uploadnya lalu kemudian ngatur letaknya. Sorry folks ... belom kuat nih niatnya.

Oh ya saya juga pengen mengucapkan terima kasih juga kepada pembaca yang telah menyempatkan diri untuk berkomentar mengenai tulisan saya. Thanks guy. Dan ma’af dan ma’af lagi jika tidak sempat saya balas atau saya tanggapi balik, karena waktu saya yang banyak dihabiskan di jalanan (maklum cowok panggilan) sehingga terkadang saya baru sempat ngebacanya setelah lewat beberapa waktu. Pengen juga ngebalasnya, tapi takut udah basi.... Ini nulisnya aja kadang sambil nunggu kerjaan selesai (entah nginstal, recovery data dsb) dan kebanyakan dilakukan saat kalong berkeliaran.

Hope this is useful

Regards

Selasa, 26 November 2013

PENYAKIT KOMPUTER ANEH (LAGI) - RAM YANG MEMBIKIN PUYENG

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman dalam serial (emangnya komik ...) penyakit aneh bin ajaib komputer. Sebagaimana penyakit-penyakit aneh komputer yang telah saya tulis sebelumnya, solusi untuk mengatasinya kebanyakan merupakan solusi sederhana yang tidak memerlukan keahlian komputer yang canggih-canggih amat.

Nah kali ini masih berkaitan dengan komputer yang sebelumnya saya service karena tidak dapat mengakses situs Google, Yahoo dan Facebook. Setelah beberapa lama normal ternyata komputer itu kambuh lagi. Tetapi kali ini ngadatnya agak berbeda dengan penyakit sebelumnya. Kata konsumen saya komputer itu tidak bisa booting. Saat dihidupkan cuma layar yang yang berkedap-kedip ria tanpa ada pesan maupun kesan lanjutan.

Berhubung konsul nya via telpon maka saya suruh konsumen saya untuk mencoba mengganti monitornya. Siapa tau kan monitornya yang trouble. Ternyata kata konsumen saya sudah dicobanya pake monitor laen dan hasilnya sami mawon. Bahkan dia udah nyoba monitor yang jadi tersangka awal tadi pake komputer satunya dan ternyata monitor ini normal-normal aja.

Oke, langsung aja skip ceritanya ke bagian teknisnya. Saat saya coba di rumah ternyata emang tuh komputer ngadat booting. Anehnya layarnya walau tidak menampilkan gambar apapun tapi berkedap-kedip ria kayak lampu disko.

Diagnosis pertama VGA bermasalah. Karena VGA nya onboard berarti setting BIOS nya yang bermasalah. Langsung aja saya reset tuh BIOS dan hasilnya tidak ada perubahan. Layar tetap gelap dan berkedip-kedip dengan genitnya. Kemudian saya cabut semua perangkat yang nempel ke mainboard (HDD dan DVD) kecuali RAM dan Keyboard hasilnya komputer tetap tidak bereaksi.

Iseng-iseng saya cabut mainboard dari casing dan saya pindahkan ke casing komputer laen. Namun hal ini tidak membawa hasil. Penyakitnya tetap sama. Hmm berarti mainboardnya nih yang udah K.O. Tapi pada saat saya udah bermaksud mengembalikannya ke konsumen baru saya teringat, ada satu komponen yang belum saya ganti. Komponen tersebut adalah RAM. Langsung saya cabut RAM nya dan saya hidupkan komputernya lagi.

Ternyata saat tanpa ada RAM terpasang, BIOS bereaksi dengan mengeluarkan bunyi beeper (tit..tit..tit..tiiit..tit) gitu berulangkali. Lha berarti mainboardnya bisa bereaksi. Lalu saya ganti RAM nya dan eeh ternyata hidup tuh komputer. Berarti kemungkinan besar RAM nya nih si biang keroknya. Namun saat saya cabut RAM saya dan saya pasangkan lagi RAM yang lama ke mainboard ternyata komputernya tetap normal. Lalu saya kembalikan konfigurasi komputer ke konfigurasi aslinya dan ajaibnya tu komputer berjalan dengan normal. Saya coba juga RAM nya di masing-masing slot, tetap normal. Weleh jadi apa yang salah?

Nah untuk penyakit yang satu ini saya belum mendapatkan kesimpulan yang pasti apa penyebabnya. Secara teori jika RAM bermasalah seharusnya komputer via BIOS akan memberikan alarm peringatan (beeper) sebagaimana di atas. Demikian pula halnya jika RAM tidak terpasang kencang atau tidak terpasang dengan benar pada slotnya. Pasti si BIOS akan teriak-teriak. Kalau slot memori pada mainboard yang bermasalah juga rasanya kurang pas, karena seharusnya juga akan muncul peringatan saat BIOS menjalankan rutin POST. Lagipula saya udah nyoba masang RAM nya ke masing-masing slot (slotnya ada dua) dan keduanya normal koq.

Jika setting RAM pada BIOS tidak tepat pun rasanya kurang afdol, karena seharusnya juga muncul peringatan pada saat BIOS menjalankan rutin POST. Apa lagi sebelonnya saya udah mereset BIOS nya sehingga setting yang muncul kan setting default dari pabrik yang pastinya disetel ke settingan yang paling standar.

Jadi jika komputer anda suatu saat ngadat booting, tanpa menampilkan peringatan error apapun hanya layar yang berkedap-kedip, cobalah langkah sebagaimana yang saya lakukan di atas sebagai salah satu alternatif solusi untuk mengatasinya. Siapa tau trouble tersebut sama dengan yang saya temui. Walau pun belum tentu sama, tidak ada salahnya anda mencobanya.

Semoga pengalaman ini bermanfaat.


Regards

Selasa, 29 Oktober 2013

Problem Aneh Komputer : Tidak Dapat Mengakses Situs Dengan Header HTTPS


Baru-baru ini saya ketemu lagi penyakit aneh pada salah satu kompter langganan saya. Keluhan yang disampaikannya adalah browsernya tidak dapat mengakses situs google, yahoo dan facebook. Dan anehnya penyakit ini timbul pada 2 unit PC nya, dimana satu PC pribadi rumahnya dan satu lagi PC di kantornya.

Singkat cerita saya visit ke kantornya untuk melihat sendiri problem yang timbul di kedua PC tersebut. Setelah saya coba langsung langsung ketauan kedua PC ini habis baterai BIOS karena muncul peringatan BIOS setting tidak normal / tidak sesuai konfigurasi. Setelah melewati hadangan pringatan BIOS saya langsung masuk windows dan langsung konek ke internet. Ternyata memang kedua PC tersebut tidak bisa mengakses situs Yahoo.co.id, Google.co.id dan Facebook.com. Jika saya menggunakan browser Mozilla Firefox Yahoo dapat tampil tapi loadingnya lambat, sedangkan halaman awal / halaman login facebook.com Cuma nampil teksya aja, graphic dan textbox sama sekali tidak ditampilkan sedangkan google.co.id sama sekali tidak tampil. Hanya muncul box peringatan certificate untuk google.co.id dinyatakan tidak sesuai.

Kalau pake Google Chrome malah lebih parah. Ketiga situs di atas sama sekali tidak dapat ditampilkan. Hanya muncul peringatan berkaitan dengan certificate tidak dikenali. Selain itu pada tampilan Chrome di addres bar nya https headernya muncul dengan tanda garis miring merah.

Awalnya diagnose saya adalah kedua browser tersebut rusak atau ada add-on atau extention program yang menghalangi atau setidaknya membatasi aksesnya. Tindakan awal saya adalah uninstal kedua browser (sekaligus menghapus cache) kedua browser tersebut, lalu restrart kompienya dan instal lagi kedua browsernya bersangkutan. Hasilnya ... masih ngadat.

Langkah kedua yang saya ambil adalah mengamati program-program tambahan yang berkaitan dengan internet dan utility-utility yang terpasang pada komputer ini. Ada kemungkinan optimasi program utility atau program yang berkaitan dengan internet ini yang menghalangi akses ke situs-situs tadi. Akhirnya kecurigaan saya jatuh pada program Baidu PC Faster. Langsung aja saya uninstal program tersebut dan mengakses lagi situs bermasalah tadi. Hasilnya lagi-lagi nol besar. Sorry Baidu ....

Kecurigaan ketiga jatuh pada setting firewall windows yang bisa saja memblokir akses ke situs-situs tertentu. Namun tidak ada yang aneh disana. Lalu saya lihat lagi setting pada browsernya. So far nothing special. Tidak ada yang mencurigakan sih rasanya.

Tersangka selanjutnya adalah jaringan komputernya yang ndak beres. Namun setelah saya tanya ke pegawainya bisa jadi kecurigaan saya ini tidak beralasan. Karena selain kedua komputer yang ngadat tadi ada 2 unit lagi pada kantor tersebut dan keduanya berjalan normal tanpa gangguan. Tapi bisa juga sih khusus untuk kedua jaringan tersebut emang dibatasi aksesnya pada router nya sehingga penyakit ini hanya muncul pada dua kompie ini aja.

Dikarenakan keterbatasan waktu (akibat terlalu banyak obral janji visit on site dengan konsumen) dan untuk menjaga gengsi (biar tidak ketauan blo’on nya di depan konsumen) serta untuk membuktikan kecurigaan berkaitan dengan setting router di atas tadi akhirnya salah satu PC tadi saya bawa pulang ke rumah.
(fast forward) Setelah beberapa waktu kemudian saya coba lagi kompie yang saya bawa di rumah memakai jaringan internet di rumah saya. Masih juga macet. Penyakitnya masih saja timbul. Berbagai kecurigaan berkecamuk di kepala saya. Mulai dari serangan virus, setting jaringan windows sampai kerusakan jaringan LAN pada mainboardnya.

Akhirnya saya memeriksa keberadaan virus dengan hasil tidak membawa perubahan. Lalu mengakses internet menggunakan jaringan wireless dimana di kompie nya saya tancapkan Wireless USB Adapter dengan hasil tidak manjur juga. Setelah udah setengah putus asa (untung masih setengah nih) dan hampir melakukan jurus pamungkas sapu jagad (instal ulang maksudnya) saya baca box peringatan pemblokiran akses pada google chrome.

Eh ternyata disana ada petunjuk baru. Dengan petunjuk ini baru ketauan bahwa gagalnya browser mengakses situs (terutama situs dengan header HTTPS) adalah karena habisnya baterai CMOS untuk BIOS. What ???

Okeh tenang dulu folks. Ada alasannya ogut bilang baterai CMOS biang keroknya. Dalam box peringatan itu disebutkan di salah satu point nya bahwa certificate bermasalah karena tanggal yang tercantum tidak sesuai dengan tanggal penerbitan certificate nya. Dalam kasus ini karena tanggalnya berubah ke tahun 2004 (ini tanggal default BIOS nya, maklum komputer setengah baya) maka si chrome atau lebih tepatnya pak google jadi bingung dan dengan semena-mena memblokir aja beberapa situs yang udah saya sebut di atas. Google beranggapan bahwa tanggal dalam komputer jelas bermasalah (ya iyalah ...) dan menyarankan untuk mengecheck keabsahannya.

Jadi disini Google, Facebook dan Yahoo puyeng karena pada tahun 2004 browser mengakses situs Google, YM dan Facebook yang notabene certificate nya keluar pada tahun setelahnya. Taon berapa tepatnya certificate itu diterbitkan ogut ndak ngecheck juga, pastinya di atas 2004 dah.

So setelah ketemu permasalahan sebenarnya langsung saja ogut ganti baterai CMOS nya, set tanggal ke tanggal yang up to date dan langsung mencoba mengakses ulang para situs bermasalah tadi. Dan ... voila ... Facebook pun langsung nampang lagi di layar monitor. Demikian pula Google.co.id dan Yahoo.co.id langsung tampil dengan gagahnya ... Okay. Jobs Done ....

Walau memusingkan, membikin dongkol dan lumayan menaikkan tekanan darah, ada hikmah yang dapat saya petik dari kasus ini yaitu ada beberapa hal yang harus diingat dalam melakukan troubleshooting permasalahan komputer :

  1. Jika muncul peringatan kesalahan / pesan kesalahan baca dengan seksama dan usahakan pahami terlebih dahulu pesan kesalahan yang muncul tersebut. Terkadang petunjuk untuk mengatasi masalah telah ada disana.
  2. Dalam mendiagnosa permasalahan jangan terlalu terburu-buru hanya mengambil satu kesimpulan saja. Bisa jadi permasalahan berawal dari hal-hal yang sepertinya ndak nyambung dengan problem yang muncul. Yah seperti masalah di atas, baterai CMOS dan pemblokiran akses facebook, rasanya kan sangat sulit untuk dicari hubungannya.
  3. Saat melakukan langkah-langkah yang reparasi atau penanganan, mulailah dari yang sederhana terlebih dulu. Jangan langsung maen vonis aja harus instal ulang atau harus ganti hardware ini atau itu, karena bisa jadi ternyata problemnya sesederhana problem saya di atas. Emang sih saya ganti hardware juga, tapi harganya murah lah (paling Cuma 5-25 ribuan kalau baterai CMOS yang biasa).
  4. Jika suatu saat komputer kita bermasalah and you’ve got stuck in the middle of that, selalu usahakan untuk mencari referensi atau petunjuk atau informasi dari teman, majalah atau internet. Siapa tau udah ada yang mengalami permasalahan seperti yang kita hadapi dan tanya apa solusinya.
Okeh sekian dulu tulisan seri penyakit aneh komputer kali ini. Terakhir saya mau mengingatkan, marilah berbagi pengalaman. Siapa tau ada juga orang yang menghadapi problem yang sama. Bagi-bagi ilmu yang bermanfaat itu Insya Allah besar lho pahalanya.

Minggu, 17 Maret 2013

TRIK WINDOWS 7 : OPTIMALKAN WRITE CACHING HARDDISK ANDA


Microsoft Windows 7 dikenal salah satu system operasi yang paling banyak dipakai saat ini. OS ini lumayan stabil dan cepat, sehingga dengan cepat dapat mengalihkan perhatian Windows XP user. Walau begitu tetap diperlukan beberapa pengaturan lagi agar OS ini dapat bekerja lebih optimal. Sebagian pengaturan ini dapat dilakukan secara manual tanpa bantuan dari program lain karena pengaturannya telah terdapat dalam OS ini sendiri.

Salah satu pengaturan yang menurut saya cukup penting adalah pengaturan write  caching untuk harddisk. Secara umum write caching saya artikan sebagai penggunaan memori sementara (yang lebih cepat) sebelum proses penulisan data yang sebenarnya ke media penyimpanan. Pada dasarnya proses write caching ini untuk mempercepat pemrosesan data.

Secara garis besar write  caching ini terbagi 2 yaitu :
1.     Write – Through  caching. Pada metode caching ini sebenarnya memory cache hampir tidak dipergunakan, dimana perintah penulisan data langsung dikirim ke media penyimpanan. Metode ini cocok diterapkan pada media penyimpanan yang sering di colok – cabut seperti flashdisk, (micro) SD, MMC, Compact flash dan memory eksternal lainnya. Karena sifatnya yang sering portable dan sering connect – disconnect ini makanya lebih aman jika data ditulis secara langsung pada medianya walau prosesnya lebih lambat.
2.     Write – Back caching. Metode caching ini lebih cocok diterapkan pada media yang selalu terkoneksi pada system komputer yaitu harddisk. Metode ini mengumpulkan terlebih dahulu perintah-perintah penulisan data pada cache memory yang lebih cepat sebelum perintah penulisan yang sebenarnya dilakukan pada media penyimpanan fisik yang lebih lambat. Metode cache ini memang lebih cepat tapi rentan terhadap hilangnya data apabila pasokan daya listrik tiba-tiba terganggu alias mati lampu.

Secara default seting cache pada Windows 7 adalah write – through untuk media penyimpanan eksternal seperti flashdisk dan write – back caching bagi harddisk. Bukannya seting begini udah optimal? Yup, but ada satu lagi option yang secara default dimatikan oleh Windows 7 yang sebenarnya dapat lebih mengoptimalkan metode caching file pada harddisk kita. Dimana option tersebut berada? Gimana cara setingnya?

Pertama buka control panel (klik start – control panel). Setelah muncul jendela control panel pertama setel dulu penampakannya (koq seperti acara hantu-hantu (an) dalam TV ya???) dengan cara menyetel viewnya. Klik pull down menu pada didekat view by  (ada dibagian kanan atas) dan pilih small atau large icon. Jangan pilih category, soalnya jalannya nanti ribet. Setelah itu klik icon device manager. Setelah jendela display manager nongol klik tanda panah di depan bagian disk disk drive untuk memunculkan keterangan mengenai harddisk yang terpasang pada system komputer kita. Setelah muncul harddisknya klik kanan pada harddisk tersebut dan pilih properties. Pada jendela properties pilih tab policies dan klik tanda centang pada check box di depan bagian turn off windows write-cache buffer flushing on the device. Setelah itu klik ok dan restart kompie anda. Oh iya, seting ini harus diterapkan pada masing-masing harddisk secara satu persatu. Jika dalam komputer anda terpasang lebih dari satu harddisk, maka masing-masing harus diset satu persatu.

Perhatian. Cara atau trik ini memiliki resiko data hilang jika listrik tiba-tiba mati. Trik ini hanya disarankan bagi komputer yang telah dilengkapi oleh UPS atau bagi komputer notebook. Tentunya dengan catatan lanjutan, UPS atau baterai notebooknya masih normal.
Hope this is useful
Regards

Chandra

Minggu, 10 Maret 2013

KAPASITAS DAYA LISTRIK PADA U.P.S


Sebagaimana kita ketahui bersama kualitas listrik di Indonesia pada umumnya dan di daerah saya pada khususnya tidaklah cukup baik kalau tidak bisa dibilang buruk. Listrik hidup mati udah jadi menu sehari-hari pada daerah tertentu. Belum lagi jika kita melihat dari kualitas daya sebenarnya pada jaringan listrik kita. Untuk mengatasi hal tersebut kebanyakan dari kita menggunakan UPS (Uninteruptible Power Supply) saat mengoperasikan komputer. Ada juga sih teman saya yang mengartikan singkatan UPS sebagai Unit Penyimpan Setrum ....

Satu hal yang jarang diperhatikan oleh para pemakai UPS adalah kapasitas daya “real” dari UPS. Saya sering mengamati brosur maupun rincian spesifikasi yang diberikan oleh produsen UPS mengenai produknya dan ada hal yang cukup janggal menurut saya.

Pemakai kebanyakan hanya menghitung kapasitas daya UPS dari nilai Volt Ampere (VA) yang dicantumkan oleh produsen. Padahal pada kebanyakan produk UPS tersebut nilai VA bukanlah kapasitas daya yang sebenarnya. Sebagai contoh : UPS merk XXX mencantumkan daya sebesar 700 VA. Nilai ini cukup besar menurut kita. Cukuplah buat satu set komputer berikut Speaker dan Printer. Padahal jika kita cermati lebih lanjut spesifikasi yang diberikan oleh produsen maka kapasitas daya yang sebenarnya hanyalah 350 W. Jadi hanyalah separuh dari nila VA yang dicantumkan oleh produsen. Daya segini sih sangatlah pas-pasan buat satu set komputer. Ini dengan catatan kalau memang benar nilainya segitu. Bisa saja kan produsen mencantumkan angka di atas nilai yang sebenarnya atau nilai tersebut hanya untuk kondisi tertentu saja.

Jika dihitung rata-rata satu unit komputer pada saat start-up membutuhkan daya kurang lebih 150 – 200 watt untuk komputer desktop dengan prosesor Intel Core i3 dengan monitor LCD 15,6 inchi. Itu baru komputer aja. Printer jika printer biasa (non multi fungsi), saat beroperasi kurang lebih sekitar 30 W. Kalau yang multi fungsi sekitar 40 – 50 W. Untuk speaker cempreng sih paling 5 W, kalau yang agak advanced ada yang 20 W. Kalo yang pake sub woofer besar dengan system 5.1 atau bahkan 7.1 bisa lebih gede lagi.

Jadi rata-rata satu set komputer lengkap dengan spek standar berikut speaker dan printer membutuhkan daya kurang lebih 250 – 300 W. Maka tidaklah heran kalau UPS 700 VA hanya mampu bertahan sekitar 10 menitan.

Menurut teman-teman saya yang berprofesi teknisi listrik secara teori sebenarnya nilai Watt sama dengan Volt Ampere. Jadi jika dari hitungan teorinya 700 VA itu sama dengan 700 Watt. Memang ada istilah Power Factor atau Power Efficiency atau ada juga yang menyebutnya Efficiency saja, tapi biasanya ada dikisaran 80% sampai 90%. Tapi ternyata untuk dunia UPS berlaku hitungan sendiri. Nilai VA tidak berarti sama dengan nilai Watt. Ada yang cuma setengahnya (50%) ada juga yang di atas 50%. Tergantung dari merk nya.

So apa yang harus kita lakukan saat akan belanja UPS?
1.     Hal yang terpenting menurut saya adalah hitung terlebih dahulu daya yang diperlukan oleh komputer kita. Kebutuhan daya komputer sebenarnya secara kasar dapat kita perhitungkan tanpa menggunakan peralatan khusus seperti volt meter dan sejenisnya. Lihat spesifikasi komputer, jika speknya standar (tanpa VGA card yang haus daya, harddisk dan DVDRW juga masing-masing cuma satu dan kipas-kipas dalam casing hanya yang standar-standar saja serta monitor LCD atau LED 15,6 inchi aja) maka perkiraannya ada di kisaran 200 -250 W saja saat start-up. Jangan lupa tambahkan daya dari perangkat tambahan yang nantinya akan kita hubungkan juga dengan UPS seperti Printer, Speaker dan lain-lain.
2.     perhatikan secara detail spesifikasi yang diberikan oleh produsen. Jika dalam lembaran brosurnya tidak dicantumkan nilai Watt nya, cari info lebih detail pada situs produsen UPS. Biasanya di situs produsen tercantum nilai Watt yang sebenarnya dari masing-masing produk mereka. Setelah itu sesuaikan nilainya dengan kebutuhan komputer kita. Jangan sampai UPS udah dibeli mahal-mahal, pada saat listrik mati UPS nya ikutan K.O.
3.     Perhatikan juga fitur dari UPS tersebut, apakah UPS tersebut memiliki fitur
a.     Automatic Voltage Regulator (AVR) atau tidak. AVR ini fungsinya untuk mencegah lonjakan tegangan listrik secara tiba-tiba.
b.     Kalau bisa pilih juga UPS yang memiliki indikator kapasitas baterai secara visual, agar kita lebih mudah memperkirakan kapan daya UPS tersebut akan habis. Memang sih kebanyakan UPS setidaknya dilengkapi dengan alarm peringatan. Saat daya nya akan habis maka alarm akan berbunyi semakin cepat. Tapi agak sulit juga memperkirakan kapan daya akan habis jika hanya mendengar bunyi alarm nya saja. Apalagi pernah saya temui UPS yang bunyi alarm nya kecil sekali, kalau lingkungan sekitar komputer cukup bising, ndak bakal kedengaran dah bunyi alarm nya.
c.      Terakhir kalau bisa pilih UPS yang dilengkapi dengan software pengaturan untuk komputer, agar saat daya akan habis software dapat memerintahkan komputer untuk shutdown secara otomatis tanpa perlu campur tangan kita.

Sebenarnya sih ada lagi spesifikasi yang harus kita perhatikan juga, yaitu transfer time. Transfer time ini maksudnya waktu yang diperlukan oleh relay dalam UPS untuk beralih dari pasokan listrik ke pasokan daya dari baterai. Hanya saja saya amati selama ini semua produsen mencantumkan nilai yang hampir sama yaitu 5 – 10 ms (mili sekon). Agak sulit juga bagi kita untuk menilainya sendiri apakah nilai tersebut benar atau tidak. Makanya tidak saya ikut sertakan sebagai salah satu faktor penilaian karena saya tidak tahu cara untuk membuktikannya.

Hope this is useful
Regards

Chandra

Rabu, 06 Maret 2013

Pengalaman Aneh Dengan Casing Entry Level



Saya ingin membagi pengalaman yang rasanya cukup unik dengan pembaca. Sebenarnya kasus ini udah lumayan lama sih saya hadapi, tapi tidak ada salahnya saya bagikan ceritanya dengan anda.

Tahun lalu keluarga saya yang lain, menelpon saya mengeluhkan komputernya bermasalah. Ngadat, dengan ciri-ciri baru dihidupkan dan belum sempat OS-nya loading sudah mereset lagi. Keadaan ini terus menerus terjadi dan ada tanda-tanda sebelumnya. Karena kebetulan komputer tersebut belinya juga dengan saya (mohon ma’ap saudara-saudara, saya jualan komputer juga) maka saya pun dimintai pertanggung jawabannya (lagi).

Singkat cerita saya langsung ke TKP dengan membawa segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan. Mulai dari CD/DVD program termasuk Windows Installer sampe perkakas lain seperti obeng pun saya angkut semua. Begitu sampai langsung saya pun beraksi. Komputernya saya hidupkan, dan sebagaimana telah disampaikannya belum Windowsnya selesai loading udah mereset tuh komputer. Berulang-ulang terus menerus.

Diagnosa awal saya Windowsnya bermasalah. Karena saat selesai check BIOS tidak ada laporan kesalahan dan bunyi beep mainboard juga normal (hanya 1x beep saja). Jadi saya booting dengan CD Windows Hirens untuk menggantikan system pada komputer ini. Ternyata tidak mempan. Belum selesai Hirens booting udah reset lagi.

Hmm... Berarti ini kerusakan pada hardware nih, pikir saya. Akhirnya saya bongkar tuh komputer. Saya cabut segala perangkat yang terhubung ke motherboard kecuali memory/RAM. Harddisk dan DVD saya cabut. Ternyata ndak ngaruh juga. Masih sama saja. Saya cabut juga RAM nya ternyata mainboard mengeluarkan beep error. Berarti mainboard tidak bermasalah. RAM nya lalu saya ganti, tapi tidak mempan juga.

Saya ganti kipas prosesornya karena mungkin saja reset terjadi karena putaran kipas prosesor telah lemah sehingga terjadi overheating. Ternyata tidak mempan lagi. Saya tambahkan kipas pada casing untuk membuang panas tapi tetap saja tidak manjur. Ganti power supplynya karena bisa juga PSU nya udah loyo dan tidak dapat memasok arus yang dibutuhkan oleh mainboard. Dan lagi-lagi gagal.

Dengan kepala pusing dan berkeringat dingin karena takut disalahkan akhirnya saya cabut prosesornya karena saya menduga prosesornyalah mengalami kerusakan. Karena kebetulan prosesornya masih bergaransi dan kebetulan pula saya tidak memiliki stock prosesor cadangan (maklum pengusaha komputer kelas teri) maka saya pergi ke pemasok saya untuk menukarkan prosesor yang saya anggap bermasalah tersebut.

Keesokan harinya setelah prosesor tersebut ditukar dengan prosesor baru oleh pemasok saya, dengan penuh rasa percaya diri saya balik lagi ke TKP. Langsung tanpa ba-bi-bu saya ganti tuh prosesor. Sambil bekerja saya bilang ke sepupu saya “kali ini pasti beres nih”. Dia diem aja, tapi pandangan matanya penuh dengan rasa ketidakyakinan. Begitu selesai komputernya pun saya hidupkan. Daaannn ............ teet ........... reset lagi. Argghh. Apa ini masalahnya?

Akhirnya dengan rasa malu saya bawa komputernya ke rumah dengan janji akan diperbaiki secepatnya. Sampe di rumah langsung saya bongkar lagi tuh kompie. Kali ini mainboardnya saya ganti dengan mainboard komputer pribadi saya. Kebetulan sama tuh type socketnya, LGA 775. Dengan berdebar-debar saya hidupkan lagi komputernya. Teet ....... reset lagi. Saya ganti prosesornya dengan punya saya, berarti yang terpasang di casingnya adalah mainboard dan prosesor saya. Ternyata .... aih..... masih juga reset lagi.

Iseng-iseng, karena udah stress, mainboard dan prosesor punya saudara saya tadi saya pasangkan ke casing kepunyaan saya. Eh...eh...eh ternyata normal. Hanya tidak ada OS saja karena memang selama proses reparasi harddisk dan DVDRW-nya tidak saya sambungkan. Wah berarti casing nih yang bermasalah. Tapi apanya ya? Kan casing cuma kotak besi doang, sedangkan Power Supply-nya udah saya ganti.

Akhirnya saya bongkar kembali mainboard punya saudara saya tersebut dan kembali dipasangkan dengan casing punya dia. Ternyata kumat lagi resetnya. Akhirnya saya cabut jumper reset pada mainboardnya. Eh ternyata normal juga. Berarti hanya tersisa satu tersangkanya. Tombol reset pada casing. Langsung saya liat apakah tombol reset fisik tersebut tidak normal, dalam artian tertekan terus dan tidak dapat kembali ke posisi normal. Jika dilihat secara secara visual sih tidak ada yang salah dengan tombol resetnya. Tombol masih berfungsi dengan baik, setelah ditekan, tombol balik lagi ke posisi semula.

Karena penasaran bercampur dongkol, dendam dan sakit hati akhirnya saya bongkar papan PCB pengaturan tombol power dan reset pada casing. Tampaknya telah terjadi kontak pada circuit board ini sehingga perintah reset terus menerus dieksekusi. Walau lagi-lagi secara visual semua tampak normal-normal aja. Tidak ada tanda-tanda bekas terbakar pada PCB nya, resistornya pun tampak normal, tidak pecah atau terbakar.

Karena saya tidak mahir elektronik sehingga tidak tahu cara mereparasinya akhirnya saya cari solusi yang paling gampang. Ada dua pilihan. Pertama tetap pakai casing ini tapi jumper untuk tombol reset pada mainboard tidak dipasangkan, dengan resiko tidak bisa melakukan hard reset tapi tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Atau pilihan kedua adalah ganti casing dengan resiko keluar duit lagi. Akhirnya saudara saya tadi memilih opsi yang kedua, yaitu mengganti casing. Casing ini memang pilihannya sendiri. Beli yang murah untuk menekan harga. Bukannya saya ngeles atau lepas tanggung jawab lho. Emang begitu koq kenyataannya.

Kebanyakan dari kita kurang memperhatikan kualitas casing untuk komputer desktop. Casing yang bagus dapat dinilai dari beberapa segi yaitu :
·        Airflow atau aliran udara yang mana airflow yang lancar akan memudahkan penyaluran panas yang berlebihan saat komputer beroperasi. Hal ini akan dapat menjaga kesehatan hardware yang terpasang di dalamnya. Casing mini emang imut sih, tapi aliran udaranya rata-rata tidak cukup baik. Faktor airflow ini juga dipengaruhi ada tidaknya manajemen kabel dalam casing tersebut. Karena kabel yang berseliweran di dalam casing dapat menghambat airflow yang nantinya akan mempersulit pelepasan udara panas dari dalam casing.
·        Bahan dasarnya dimana bahan yang kokoh akan memberikan keamanan extra bagi hardware yang terpasang di dalamnya. Bisa saja suatu saat tanpa sengaja CPU tersenggol jatuh. Nah bahan casing yang kokoh dan kuat akan melindungi komponen di dalam dari guncangan maupun benturan seperti ini.
·        Tampilan secara fisik baik itu dari segi estetika maupun dari segi kepraktisan dalam peletakannya serta pada saat pengoperasian komputer nantinya. Casing yang bagus menurut saya selain sedap dipandang juga mudah dalam pengoperasian sehari-hari. Terutama letak port (USB maupun port lain) yang mudah dijangkau, kelengkapan port serta tombol pengoperasian (baik tombol on/off maupun tombol reset) yang lengkap serta mudah dijangkau. Banyak lho casing yang mahal ternyata tidak dilengkapi dengan tombol reset. Ada pula casing yang letak USB port depannya berada pada bagian bawah sehingga menyulitkan saat ingin menghubungkan flashdisk khususnya jika CPU diletakan di bawah meja. Lalu banyak pula saya temui casing yang menyediakan tombol reset, tapi sangat kecil dan masuk kedalam sehingga sulit untuk dijangkau khususnya bagi orang yang memiliki jari yang lumayan gede seperti saya. Ada pula casing yang imut tampilannya, tapi Optical Drivenya harus dipasang pada posisi vertikal sehingga menyulitkan kita saat memasukan atau mengeluarkan CD/DVD.
·        Jika casing dipaketkan dengan Power Supply harus pula diperhatikan power supply yang dipaketkan di dalamnya. Apakah kualitasnya baik, cukup, sedang atau abal-abal.

Penyakit aneh ini ternyata menular (bo’ongan sih). Tidak lama kemudian komputer saya pun menderita penyakit aneh seperti di atas. Tapi karena udah pernah nemu dan ngobatinnya maka saya sih nyante ajah. Cabut jumper reset di mainboard. Beres dah. Sengaja tidak saya sebutkan merk casing entry level tersebut. Selaen tidak etis rasanya, bisa saja ini cuma kesialan saya semata. Bukannya kualitas casingnya yang kurang bagus.

Sebagaimana rumah bagi sebuah keluarga, dimana rumah yang bagus kualitasnya, langsung maupun tak langsung dapat meningkatkan kualitas kesehatan para penghuninya. Kalo rumahnya panas bisa meriang terus kan kita tiap hari.Demikian pula casing yang berperan bagaikan rumah bagi komponen-komponen yang terpasang di dalamnya.

Hope my story is useful.
Regards

Chandra

Rabu, 27 Februari 2013

TRIK MENGURAS CARTRIDGE YANG SALAH ISI WARNA



Mungkin sering ya kita melakukan kesalahan pada saat mengisi tinta pada cartridge warna printer Canon dan HP. Kesalahan yang saya maksudkan disini adalah tertukar saat menyuntik tinta warna. Dan yang paling sering sih kita tertukar menyuntik tinta warna biru dengan warna kuning.

Memang sih letak lubang udara yang menjadi tempat kita mengisikan tintanya terletak berdekatan/bersebelahan sehingga kita kerap kali tertukar saat mengisinya. Dan memang tidak ada patokan bagi kita lubang mana untuk warna biru dan mana yang untuk warna kuning. Saya aja sering lupa warna biru itu yang kiri atau atau kanan.

Entah karena alasan malas ngerjakan, atau belum pernah nyoba atau karena takut disalahkan oleh konsumen kalau hasilnya tidak memuaskan alias gagal, maka teman-teman teknisi saya kebanyakan menyatakan bahwa kalau sudah tertukar saat mengisi / menyuntikkan warnanya pada cartridge maka cartridgenya sudah tidak bisa dipakai lagi. Kesalahan isi tadi menjadi lonceng kematian bagi cartridge tersebut.
Padahal dalam pengalaman saya selama cartridge tersebut tidak bermasalah sebelumnya, hanya salah saat menyuntikkan tinta that’s not a big problemo. Cartridge tadi kemungkinan masih bisa dipakai koq. Ndak perlu cepat-cepat disuruh pensiun. Ingat lho, harga cartridge warna lumayan mahal.

Pertama jika om dan tante nyadar bahwa tintanya salah suntik cabut cartridge warnanya. Lalu ambil suntikan yang bersih dan sedot tinta dari dalam kompartemen warna yang salah tadi. Lakukan beberapa kali sampe tintanya udah ndak bisa disedot lagi. Lalu buang tinta dari tabung suntikannya.

Kemudian bersihkan suntikan tadi dan tiup kompartemen tinta warna yang telah disedot tadi memakai suntikan yang udah dibersihkan tadi. Lakukan beberapa kali juga sampe tidak ada lagi tinta yang muncrat keluar (ya emang, tintanya seringkali keluarnya muncrat-muncrat). Disarankan agar saudara-saudari memakai sarung tangan dan lakukan penyemprotan tadi di tempat yang mudah dibersihkan seperti kamar mandi atau tempat cuci piring. JANGAN LAKUKAN di ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur apalagi di atas tempat tidur....;D

Sambil nyemprot-nyemprot head cartridgenya dilap juga ya. Pakai tissue bersih atau kain lap bersih. Perhatikan agar jangan sampai tinta meleleh dan menyentuh kontak-kontak cartridge. Kontak yang saya maksud adalah kotak-kotak berwarna tembaga yang berbentuk persegi empat. Oh iya, kontaknya juga tidak boleh tersentuh oleh tangan kita.
Lakukan langkah-langkah di atas keseluruh kompartemen tinta warna yang salah isi. Kalau terbalik antara warna kuning dengan warna biru berarti dua-duanya harus dibersihkan. Kalau ketiganya salah isi ya berarti cara-cara di atas harus dilakukan keseluruh kompartemennya.

Selesai semprot menyemprot bersihkan dahulu cartridge dari sisa-sisa tinta saat melakukan penyemprotan. Kemudian lakukanlah pengisian ulang pada cartridge. Kali ini pastikan nyuntiknya yang benar ya abang dan kakak. Setelah itu pasang lagi cartridge warna yang bermasalah tadi ke printer lalu lakukan head cleaning beberapa kali. Setelah itu test keluaran warnanya dengan cara ngeprint nozzle check atau dokumen berwarna atau foto. Jika hasilnya tetap belum memuaskan coba lakukan deep cleaning beberapa kali juga. Lalu check lagi.

Umumnya saat pertama kali ngeprint hasilnya belum memuaskan. Warna terkadang masih campur aduk atau masih terbalik. Ndak apa, jangan putus harapan dulu. Itu gejala normal. Lakukan pencetakan beberapa kali, Insya Allah hasilnya akan semakin baik. Ini dikarenakan masih ada tinta yang nyasar suntik yang tersisa dalam kompartemennya.
Sekali lagi saya ingatkan cara ini memiliki kemungkinan untuk berhasil jika sebelumnya kondisi cartridge masih dalam keadaan baik. Jika kondisi cartridge sudah jelek, entah itu tersumbat, bergaris atau bahkan tidak terdeteksi lagi oleh printer maka cara ini kemungkinan besar tidak akan membawa hasil yang memuaskan.

Sebenarnya ada cara yang cukup mudah untuk menghindari terjadinya kesalahan salah suntik tinta seperti ini. Jika kita ragu lubang mana untuk tinta warna apa maka kita masukkan jarum suntik yang masih bersih ke dalam lubang tersebut. Lalu lap jarum suntik tadi dengan tissue atau kapas atau kain bersih. Lihat warna apa yang menempel pada tissue tersebut sebagai patokan bagi anda warna apa yang sebenarnya harus disuntikkan pada lubang tersebut.

Hope this is useful
Regards

Chandra